Sunday, March 1, 2009

BERKOMPETENSI YANG SEHAT

BERKOMPETENSI YANG SEHAT
Dalam hidup ini, terkadang kita harus bersikap kompetensi. Ini benar-benar sangat diperlukan dalam mempertahankan kehidupan. Salah satu usaha saya, pernah bertetangga dengan satu usaha seorang pebisnis yang sangat kondang. Dia seorang alumni sekolah di bidang religius dan belakangan ini terjun di dunia bisnis. Kebetulan usaha saya bersebelahan dengannya. Dengan berdekatan dengan pebisnis besar ini, saya benar-benar telah menimba banyak pengalaman dan banyak pengetahuan, meski itu saya peroleh dengan niatnya yang sangat-sangat tidak bersahabat darinya. Saya tahu bila dalam persaingan, kita mesti dapat mencari dimana titik kemenangan kita, mencari dimana titik kelemahan lawan tanding, tapi jangan sempat saling menghina, jangan sempat saling membenci, jangan sempat saling memusuhi dan apapun yang berujung pada masalah yang negataive, kita mesti usahakan jangan sempat itu terjadi. Tapi ketika bertetangga dengan pebisnis yang satu ini, saya benar-benar menilai sikapnya amat tidak terpuji. Saya juga sudah sering mengalami persaingan, tapi setahu saya, pertandingan yang sportif adalah dengan tidak saling mengganggu, tapi usahawan yang satu ini benar-benar aneh. Saya katakan demikian, bukan karena saya merasa kalah, bukan juga karena saya merasa menang, tapi saya tahu apa arti sebuah pertandigan.Saya merasa bila saya merasa sedikit menang saja di bidang penjualan ataupun di bidang pemajangan barang, dia selalu cari cara yang tidak sportif. Pernah dulu dia mencoba untuk menutupi usaha saya agar tidak jelas lagi dipandang orang yang lalu-lalang melintas di jalan raya. Kebetulan jalan raya di depan usaha saya ini adalah jalan raya dua arah yang dibatasi trotoar yang ditumbuhi tanam-tanaman indah. Dan kebetulan bagi pengguna jalan raya yang melintas di jalan di depan usaha saya ini selalu harus melintasi usahanya dulu baru melintas di depan saya. Jadi ini menjadi satu yang kira-kira bisa ia manfaatkan untuk meraih kemenangan dalam kompetensi kami. Kebetulan dia punya mobil truck Fuso yang amat besar. Usahanya yang kebetulan ada di samping usaha saya sangat lebar. Bahkan terdiri dari beberapa ruko. Di sini, dia nampaknya seperti menyengaja untuk memarkirkan trucknya yang amat besar di ujung gugusan rukonya sehingga posisinya sangat dekat sekali ke perbatasan usaha kami. Memang lokasi parker trucknya tidak melewati batas yang ada, tapi pandangan orang yang melintas di jalan raya akan sangat mengurangi pengenalan orang ke usaha saya. Bila saya pikir-pikir tentang masalah ini, terkadang saya bertanya dalam hati apakah ia tahu itu tidak akan mengganggu pada saya? Apakah ia memang menyengaja memarkirkan trucknya yang besar itu agar toko saya tidak kelihatan? Agar hanya tokonya saja yang kelihatan? Apakah hanya dengan cara begini ia bisa memajukan usahanya??Padahal seperti saya ceritakan tadi, usahanya sangat banyak. Di samping usaha saya saja ada banyak gugusan ruko miliknya. Saya hanya punya tak lebih dari sepersepuluh ukuran tanahnya, tapi entahlah ia tidak tahu bahwa perbuatannya itu tidak akan mengganggu pada usaha saya. Lagi pula saya pikir, dia memarkirkan trucknya di tanahnya sendiri. Akhirnya saya diam tanpa menegur dan mengatakan kesalahan yang telah diperbuatnya. Bagaimana saya bisa menghalanginya? Lalu keesokan harinya, saya memang mesti memikirkan bagaimana caranya agar toko saya tetap nampak jelas di depan orang yang melintas di jalan raya. Saya mencoba memajangkan spanduk yang agak panjang di depan toko saya. Kuikat ujungnya tepat di sudut depan toko saya, dan ujung yang satunya saya tarik memanjang ke arah jalan raya. Sehingga layar memanjang itu akhirya mebuat karyawan di toko saya tidak lagi bisa saling memandang satu sama lain. Layar yang saya pajang ini kebetulan bermerk dagang sesuai dengan usaha saya. Jadi meski layar sudah nampak seperti dinding, namun agaknya menguntungkan juga pada usaha saya. Toko saya ini menjadi terhiasi dengan layar besar yang sesuai, sehingga walau truck besarnya telah menghalangi pandangan orang lain, tapi dari seberang jalan malah lebih jelas. Layar saya ini kebetulan pula menutup pandangan orang yang berlewatan dari seberang jalan raya ke arah tokonya yang paling dekat ke toko saya. Kemudian dengan cara yang saya buat ini rupanya ia mengerti, rupanya ia menyadari bahwa layar yang saya pajang itu sangat mengganggunya, tapi apakah ia tak tahu bahwa trucknya yang besar itu tidak mengganggu pada orang lain? Begitulah terus-terusan yang ia perbuat pada saya. Kapan saja ia memarkir trucknya yang kadang sengaja diganti-gantinya, disitu pula saya memajang layar lebar sehingga usaha saya nampak sedikit makin jelas dan usahanya yang berbatas dengan saya menjadi sedikit kurang bisa dilihat orang yang lewat di seberang jalan. Bila dia tak memarkir trucknya di tempat itu sayapun tidak memasang layar lebar, sebab saya tahu itu hanya akan mengganggu usahanya, tapi kalau ia menutup usaha saya, tentu saya mesti berbuat apapun selagi tidak melanggar hukum agar usaha saya bisa dilihat orang yang lalu lalang di jalan raya, sebab orang yang melintas di jalan raya sangat diharapkan untuk menjadi pembeli barang dagangan saya. Kejadian ini berulang-ulang bebarapa hari hingga akhirnya dia tersadar walau kami tak pernah bicara tentang hal tersebut. Inilah yang sering diperbuatnya pada saya. Tapi saya tahu Tuhan juga memberi saya cara berfikir pada saya bagaimana untuk bersaing yang sehat. Saya berfikir terus-terusan agar bisa bertahan hidup di samping seorang usahawan yang serakah dan tak mengindahkan kepentingan orang lain itu. Memang begitulah orang yang sama sekali tidak memikirkan orag lain, selesai dari masalah yang satu, dia malah mencoba lagi dengan cara yang lain. Belakangan ini ia sudah membangun pula sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, yang sengaja ia sewakan untuk orang lain, tapi saya yakin ia membuatnya agar usaha saya jangan bisa dilihat orang yang lewat dengan maksud usahanya agar lebih bagus dan lancar. Kukatakan begitu sebab ia memang menempatkan bagunan itu tepat tempat parkir mobilnya yang selama ini selalu ia buat sebagai dinding untuk menutup usaha saya. Bagi saya tidak ada alasan lain baginya kecuali bukan dugaan saya yang tadilah yang tepat. Dia pasti tahu perbuatannya akan merugikan orang lain, dan ia melakukannya memang dengan maksud agar usahanya lebih laris dan lancar, tanpa harus memikirkan kepentingan orang lain.
Dari sudut ilmu ekonomi dia pasti tahu bahwa itu mengganggu bagi saya, dari sudut tata kota dia benar-benar telah melanggar aturan bangunan yang ada, dari sudut ajaran yang diturunkanTuhan, juga pasti
telah terlanggar. Tuhan tidak pernah menginginkan permusuhan terjadi bagi makhluk ciptaannya. Tidak ada alasan lain kecuali dia telah menggambarkan keburukan hatinya, dan meggambarkan keserakahannya. Kubilang serakah, karena saya hanya punya satu ruko di sampingnya, sementara dia punya banyak ruko di samping usaha saya, tapi dia malah mampu bersaing secara tidak sehat.
Saya tahu bahwa dia seorang tamatan sekolah religius, saya terkadanag heran kenapa begitu corak seorang tamatan agama, tapi saya selalu tersadar, agama tidak pernah salah. Tuhan tidak pernah salah, hanya laki-laki itu sajalah yang telah berbuat kotor dan tak memikirkan kerugian orang lain. Saya tidak menyalahkan agama dan Tuhan. Sekali lagi saya tidak menyalahkan agama. Tuhan telah
memberi pikiran bagi saya agar saya bisa mengatasi masalah ini. Dulu saya mengatasinya dengan memajang layar memanjang, tapi malam ini tuhan menggerakkan hati saya untuk membuat batas dengan kayu, bukan lagi layar seperti dulu. Bahkan saya menambahnya dengan merk yang di dalamnya ada lampu dengan maksud agar pembeli bisa dengan mudah mengenal toko saya. Tuhan telah memberi jalan bagi saya untuk bisa berkompetensi secara sehat tanpa harus mengganggu orang lain. Semoga orang yang membaca halaman saya ini akan berbuat yang benar dalam hidupnya. Jagan pernah meniru tabiat yang saya ceritakan di atas. Saya tidak mengatakan nama seorang jiran saya yang berbuat demikain pada saya sebab saya hanya ingin memberi contoh seorang yang serakah agar pembaca bisa membedakan sampai sekecil-kecil kesalahan. Agar pembaca bisa mengatasi masalah tanpa harus bermusuhan dan berkelahi. Semoga kita selalu dalam kebenaran. Pernah memang seorang China bertanya pada saya, kenapa saya membuat usaha seperti itu di dekat usahanya. Mungkin itu yang membuatnya benci dan mencoba untuk menyaingi saya dengan cara seperti itu. Lalu saya jawab, seperti yang saya ceritakan tadi. Dia punya gugusan ruko yang banyak di samping ruko saya yang hanya sebuah. Sudah barang tentu barang dagangnya terdiri dari banyak ragam sehingga tak ada lagi barang yang tak berbeda dengannya. Lalu barang dagangan apa lagi yang akan saya jual. Saya hanya menjual satu jenis dagangan saja, itupun sudah saya beri tahu padanya sebelumnya. sementara dia terdiri dari berbagai macam barang. Saya punya hak untuk hidup.Saya punya hak untuk berusaha. Buktinya Tuhan selalu membukakan hati saya untuk mendapatkan solusi terhadap rintangan-rintangan yang sengaja ia buat sebagai penghancur usaha saya.
Bukan hanya itu yang pernah ia lakukan pada saya. Bahkan dia dengan tega dan tanpa rasa segan sedikitpun memajang merek dagangnya tepat di depan merek dagang saya, yang tentu akan membuat merk saya menjadi susah dilihat orang. Dia memang licik dan seribu akal, tapi sangat pendengki. Sifat seperti ini seharusnya jangan kita tiru. Marilah berniaga secara sehat, marilah bersaing secara manusiawi. Jika lawan tanding kita akan hancur dan akan bangkrut, apalah gunanya sama kita. Dunia ini tempat persaingan. Selesai dengan saingan yang pertama, Tuhan pasti akan mengirim saingan yang baru lagi. Begitulah di dunia ini. Jadi dengan berbuat tidak sehat, hanya akan membuat kita menyesal di belakang hari. Padahal kita tahu bahwa penyesalan itu adalah penyakit hati yang tak ada obatnya.
Terkadang saya berpikir akan menghasut anak-anak saya dan karyawan saya semua untuk jangan pernah belanja ke tokonya walau sedikitpun. Tapi saya sering tersadar bahwa saya seorang pemimpin dalam rumah tangga maupun usaha saya. Saya tidak ingin mengajari orang-orang yang di bawah naungan saya menjadi manusia yang mau membeci orang lain. Saya tidak ingin menabur benih kebencian di hati mereka, sebab saya tahu bahwa mereka telah menganggap saya lebih dari seorang guru. Lalu saya mengajarinya dengan cara bersaing yang sehat. Kita bisa buat ini, kita buat itu, dengan maksud agar jualan kita lebih laris. Kita menambah stock barang, kita memperbagus layanan, kita menigkatkan keramahan pada pelanggan. Saya rasa itu akan sangat membantu. Memang kejelekan hati pengusaha di sebelah, sengaja saya paparkan, tapi hanya dengan maksud agar semuanya mengerti. Semuanya akan mampu nanti untuk mengatasinya bila suatu saat nanti mereka berhadapan dengan usahawan yang berhati seperi ini. Kuajari semuanya agar jangan sempat berbuat salah dalam mengatasi ini, dan jangan pula menjadi hancur lebur karena tak mampu mengatasi masahnya. Demikian saya maksudkan agar semua menjadi damai serta mendapat kemenangan yang pasti akan disenangi oleh yang maha kuasa.
Bila saja dugaan saya terhadapnya benar-benar salah, memang sangat tidak pernalah tetangga saya ini memikirkan orang lain. Dia tahu bahwa kalau saya membut layar memanjang si samping toko saya, jelas akan meutup usahanya, tapi dia tak tahu kalau dia membuat penghalang besar di samping tokonya juga akan membuat penghalang buat tetangganya. Sebaiknya ini jangan kita contoh. Marilah berbuat yang terbaik dalam hidup ini. Marilah membuat sesuatu yang tidak akan membuat kita menyesal di kemudian hari, agar hidup kita selalu akan damai sejahtera.

Ingin baca motivasi lainnya, klik disini

Sunday, January 25, 2009

KENAPA HARUS BERDUSTA

KENAPA HARUS BERDUSTA
Berdusta adalah sesuatu yang lebih sering merugikan daripada menguntungkan. Bahkan kalaupun menguntungkan biasanya itu akan merugikan pada akhirnya. Sebelum ada hukum yang diambil dari kitab yang diturunkan oleh Tuhan pencipta alam, hukum berdusta ini tidak ada. Tapi sesudah kehadiran kitab Tuhan itu, maka diambillah keputusan oleh para utusan Tuhan bahwa berdusta itu hukumnya berdosa, dengan
alasan karena merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain. Terkadang seseorang berdusta cuma karena iseng, tapi ini sangat berakibat buruk bagi dirinya. Umpamanya dia mengatakan bahwa dia sedang dari timur, padahal ia baru pulang dari barat. Memang ia
berdusta tanpa merugikan orang lain, tapi saatnya nanti, akan ada waktu yang membuktikan bahwa ia telah berdusta. Akibatnya nanti orang lain akan semakin berhati-hati dengan omongannya.Dia akan divonis teman-temannya sebagai seorang yang harus diwaspadai. Merugilah orang yang telah melakukan hal ini. Apalagi ia berdusta bukan karena iseng. Dia berdusta karena ingin memperoleh sesuatu, maka orang lain akan menjadi extra hati-hati padanya. Terkadang bila ia membutuhkan pertolongan, orang lain akan ragu dengan apapun yang dikatakannya. Jadi hanya akan merugikan diri sendiri. Jadi tidak ada keuntungannya berdusta. Umpamanya kita mendustai sesuatu yang amat sangat tidak mungkin diketahu orang lain. Umpamanya cerita terkait yang kita utarakan mengenai cerita di seberang sana, tentu juga akan menjadi sesuatu yang kita takutkan untuk terbongkar kalau rahasia itu diketahui orang lain pada akhirnya. Ada banyak masalah nanti yang akan membongkar kecurangan kita dalam bercerita. Umpamanya seorang teman kita dari tanah seberang datang menemui kita. Itu akan menjadi suatu ketakutan bagi kita kalau seseorang ini menceritakan kisah yang sebenarnya. Bila seseorang ini bercerita tentang keadaan kita yang sebenarnya di tanah seberang,
tentu dusta kita akan terbongkar. Atau juga satu saat kita pergi ke daerah itu dengan seseorang yang kita bohongi. Kita tentu takkan tetap berada di tempat kita. Terkadang tempat yang telah lama kita tinggalkan, mungkin terpaksa kita kunjungi lagi. Jadi tidak ada kemungkinan semua dusta kita akan terbugkus rapi dan tak akan diketahui orang lain. Jadi lebih baik tidak berdusta walau sekecil apapun. Saya pernah berjanji pada seorang Amerika ketika saya berada di Jakarta. Saya tahu bahwa bila pertemuan kami terjadi, saya yang lebih diuntungkan, tapi malah saya yang mengingari pertemuan kami. Saya mengingkarinya sebab saya ada pekerjaan yang lebih menguntungkan. Lalu ada pertemuan berikutnya dengan seorang Amerika ini, kemudian dia malah marah-marah pada saya. Dia sangat kecewa dengan saya. Lalu pada suatu hari saya bercerita padanya, dia hanya memjawab, "Bagaimana saya bisa membuktikan bahwa omonganmu itu Benar?". Inilah yang terjadi pada akhirnya. Bukankah perjanjian kami sangat sepele, tapi ituah yang membuat ia tidak pandai lagi mempercayai saya. Ini masih dusta di bidang masalah kecil. Apalagi dusta di bidang Ekonomi, di bidang Politik tentu sudah pantas seseorang akan memvonis kita sebagai seorang monster. Seeorang yang kerjanya cuma mengusik ketenangan orang lain dengan janji-janji manisnya. Jadi cara untuk membuat orang lain percaya pada kita hanya dengan menunjukkan pada orang lain bahwa kita bukan seorang pendusta. Kita memerankan diri kita menjadi serang yang jujur. Kita menjadikan pribadi kita sebagai pemberi berita yang tanpa dusta, pemberi jawaban yang pasti, dan pemberi janji yang ditepati. Lakukanlah semua kebaikan ini, atau percayalah dengan apa yang terjadi sesudahnya. Anda akan melihat hasil dari kebaikan dan kejujuran anda pada akhirnya.

Sunday, January 18, 2009

Mengeluh Adalah Penghambat Kemajuan

Mengeluh Adalah Penghambat Kemajuan
Saya pernah berbincang-bincang dengan seorang bersuku Nias yang kebetulan merantau dan bekerja di kota saya. Kebetulan pada malam itu dia ada keperluan dengan saya dan kami sempat mengobrol hampir setengah jam lamanya. Sedikit banyaknya di bercerita pada saya, bagaimana pekerjaannya, bagaimana keadaan rumah tangganya dan
bagaimana keadaan anak-anaknya yang semuanya sudah punya pekerjaan walaupun hanya berstatus pekerja biasa. Tapi begitulah rupanya bagi manusia yang seperti dia. Ada kepuasan yang amat sangat saya lihat di rona wajahnya. Yaitu ketika ia bercerita tentang seorang anaknya yang menjadi seorang pembantu rumah tangga di negeri jiran Malaysia. Rupanya anaknya ini mendaftar jadi TKW dan sekarang masih tetap berdomisili di Malaysia. Dia bangga karena dia tidak repot-repot mencari makannya lagi. Dia bangga karena putrinya ini sudah mengirim uang padanya sehingga ia sudah bisa membeli tanah dan membangunnya walaupun lokasi tempatnya hanya berada di pinggir perkotaan. Ia merasa dekat walau jaraknya jauh, karena kalau saja ia ingin berbicara langsung, ia sudah bisa memulainya dengan menekan tuts-tuts hand phone yang dibeli anaknya untuknya. Tapi meski saya gambarkan kegembiaran yang amat sangat ini, saya menyadari bahwa banyak pendapat manusia tentang hal ini. Banyak yang beranggapan kenapa ia harus bahagia kalau anaknya hanya sebagai pembantu rumah tangga di negeri orang lain.
Bahkan mungkin banyak yang bertanya kenapa saya harus menggambarkan kehidupan yang semacam ini di dalam buku saya. Memang begitulah yang saya rancang di dalam karya saya. Saya ingin menuliskan bagaimana keadaan kaum miskin. Saya mengatakan bapak bersuku Nias teman saya mengobrol adalah kaum miskin. Saya yakin bahwa ia tak akan punya pendapatan 2 Dollarpun satu hari. Sebab itu ia sangat bangga
mendengar kalau anaknya sudah bekerja di Luar Negeri, walau hanya menjadi seorang Pembantu Rumah Tangga. Begitulah rupanya sisi-sisi kehidupan ini. Meski banyak yang menilai rendah, tapi individu yang terkait di dalamya terkadang sangat merasa bersukur sekali dengan keadaan yang ada. Dia bercerita tentang ketika anaknya pulang ke
Indonesia pada lebaran kemarin. Anaknya datang dengan membawa hand phonenya. Ketika turundari bis, tukar bis lagi dan melanjutkan perjalanan dengan sebuah becak dayung yang memnag banyak beroperasi di kota saya. Ketika dia tiba di rumahnya, bertemu dengan semua sanak saudara, di situlah anaknya tersadar bahwa hand phone miliknya ternyata sudah tidak ada di kantong. Kepunyaannya telah tercecer entah
di mana, entah itu jatuh ketika di dalam bus kota, atau memang selagi di dalam becak dayung. Ketika saya bercerita dengan seorang Nias ini, atau atau sang ayah dari TKW ini, dia nampak masih sangat kesal sekali. Kalau ditinjau dari pendapatan hariannya, memang sebuah hand phone adalah sebuah barang yang amat berharga, sebuah barang yang amat sulit ia miliki. Bahkan ia sendiri punya sebuah hand phone hanya karena dibeli anaknya. Dia bercerita dengan sangat kesal sekali. Inilah yang membuat saya berpikir untuk menulis cerita seorang Nias ini. Kenapa sampai begitu kesal. Saya yakin rasa kesalnya akan mengganggu kinerjanya pada hari hari yang dilaluinya. Saya sangat yakin itu. Dia nampak begitu memikirkannya. Kalau menurut saya, kalau sudah tidak bisa diperoleh kembali, lebih baik dilupakan saja. Lebih baik terfokus pada pekerjaan, agar lebih memungkinkan untuk mendapatkan uang kembali. Jengan terus memikirknnya Karena
dengan memikirkannya, hanya akan mengurangi keseriusan bekerja dan mengurangi pendapatan hariannya. Teman saya juga pernah kehilangan sebuah hand phone kesayangannya. Dia mencoba meneleponnya dengan telepon lain. Dia berlagak seolah hokum sudah tidak ada. Kalau ada hukum tentu dia akan katakan bahwa menahan milik orang lain ditangan kita adalah dosa, atau dalam hukum negara, mungkin ia terpaksa harus mengembalikannya kalau sudah terbukti memegang hand pone orang lain. Tapi karena teman saya hanya mendengar suaranya, teman saya tidak tahu di mana lokasi seseorang yang memegang hand ponenya, dan teman saya menyangka bahwa seseorang ini sudah menghalalkan cara seperti ini untuk memiliki sebuah handphone, lalu ia mengatakan dengan cara yang cukup unik, "Benar itu milikmu sekarang, sebab kau yang telah menemukannya. Sayapun akan ambil kalau sayamenemukan hand phone di tengah jalan. Saya tidak akan menuntutmu. Saya cuma ingin membeli hand phone itu karena itu sudah jadi milikmu dan saya sangat membutuhkannya".
Dengan ucapan teman saya ini dan karena si penemu handphone memang cukup berani pula, si penemu datang dan di antara mereka terjadi jual beli. Sangat unik kejadian ini kalau menurut saya. Lain hanlnya dengan apa yang saya hadapi. Saya pernah kehilangan hand phone. Setiap kubell, ia menyahut tapi tak bersedia mengantarkan handphone itu walau saya bayar kembali dan juga walau saya beri upah kembali. Tapi yang lebih unik lagi, dia selalu menjawab calling saya setiap saat. Kalau seseorang penemu handphone yang sudah jatuh, mungkin soal biasa kalau ia mematikan hand phonenya dan menukarnya dengan nomor lain tanpa ada lagi yang tahu dia mencuri atau tidak. Saya sudah mengalami kejadian seperti yang dirasakan laki-laki Nias itu. Tapi saya yakin
hari esok pasti lebih baik dari hari kemarin. Saya lebih suka melupakannya dari ada harus mengeluh terus sehingga akan mengganggu kegiatan saya dalam bekerja. Laki-laki itu seakan berdesis dengan bibirnya, ada ketika setelah 3 bulan kejadian itu berlalu. Saya berpendapat bahwa ini sesuatu yang sangata merugukan diri sendiri. Bila ada yang bersikap demikian, cobalah untuk menghindari sikap yang dimilikinya. Saya bukan mengatakan semua orang Nias bersikap demikian. Saya hanya menggambarkan seorang individu, yang bisa saya terjadi hal demikian pada individu lain di suku mana ia
dilahirkan. Dan bagi si penemu hand phone, saya yakin semua ini akan menjadi beban
baginya kalau terus menahan milik orang lain menjadi miliknya. Untuk apa mengambil milik orang lain. Bukankah kita bisa berusaha, kita bisa membelinya walau harus menabung lebih dulu. Kita akan merasa puas kalau memiliki hand phone dengan hasil jerih payah kita sendiri. Negara buat hukum sendiri, masyarakat membuat hukum tentang pencurian, itu tentu akan membatasi manusia dalam hal-hal yang merugikan bagi ketenangan si penemu barang dan juga merugikan materi bagi si empunya hand phone. Jadi bagi nasib seperti bapak bersuku Nias tadi, saya sebagai penulis lebih menyarankan agar ia sabar. Saya bilang sabar karena ia telah berusaha mencarinya. Ia telah pergi mencari sopir-sopir becak. Melihat para wajahnya bersama anaknya Tapi karena yang dicaripun tak nampak, dan memang anaknya sudah tidak tahu di saat mana ia kehilangan hand phone, lebih baiklah bersabar. Buat kembali tekad baru untuk memperoleh yang lebih dari pada itu. Semoga dengan adanya tulisan saya ini, akan sangat membantu bagi perbaikan jiwa dan hati para pembaca. Bila anda ingin Motivasi lainnya, Klik di sini

Tuesday, January 13, 2009

KRISTEN MENURUT PANDANGAN ISLAM

KRISTEN MENURUT PANDANGAN ISLAM
Bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap Kristen? Apa yang diketahui Islam tentang Kristen? Di dalam Blog saya ini, saya akan menceritakan tentang topic-topic di atas. Barangkali akan sangat berguna bagi para pembaca yang dikasihi Tuhan.
Sebenarnya, agama Kristen itu adalah agama yang telah berulang kali dirobah oleh pengikutnya. Dari sejak awal, agama Kristen tidak pernah menganggap bahwa Jesus itu adalah Tuhan, tapi belakangan ini setelah para pemikir Kristen mengatakan bahwa Jesus adalah Tuhan, sejak itulah semuanya menjadikan semakin jauh terjadinya perubahan di dalam agama Kristen. Jesus datang ke bumi ini hanya ingin melengkapi kitab-kitab sebelumnya seperti Zabur dan Taurat. Berarti dia seperti seorang nabi yang
membawa Zabur, dan juga seorang nabi yang membawa Taurat. Dia datang untuk menggenapinya. Pada saat itu, karena Allah pernah mengkabulkan do'anya untuk menghidupkan seseorang, sehingga banyak mengatakan bahwa ia bisa menghidupkan orang yang telah mati. Pendapat bahwa Jesus bisa menghidupkan yang telah mati adalah salah besar. Dia menghidupkannya pada saat itu karena berdo'a pada Tuhan. Bukan dia sendiri yang menghidupkan, tapi dia hanya memohon dan Tuhan mengabulkannya. Dia
sendiri tidak pernah mendo'akan agar ibunya Bunda Maria hidup kembali, karena itu Maria tidak hidup setelah mati. Padahal ia pasti menginginkannya. Tapi Tuhan tak mungkin mau menghidupkanya karena itu hanya masalah pribadinya. Kenapa ia menghidupkan orang lain? Karena Tuhan ingin memberi bukti pada hambanya agar melihat bahwa Tuhan maha kuasa. Bahkan Tuhan pada saat itu memberi kelebihan padanya agar dapat mengobati orang yang buta, dia pernah diberi kelebihan bisa
mengobati penyakit safak dan pernah dikabulkan Tuhan do'anya ketika meminta roti pada Tuhan di saat mereka membutuhkan. Lalu raja Herodes yang saat itu merupakan penguasa di daerah itu (Berarti Jesus bukan penguasa) segera menyuruh menangkap Jesus. Jesus bersembunyi di salah satu tempat persembunyian. Tapi sayang, seorang dari muridnya yang bernama Yudas Iskariot adalah seorang pengkhianat. Dia mengatakan pada mata-mata raja Herodes tentang persembunyian Jesus. Akhirnya pasukan berangkat menuju tempat Jesus untuk mencoba menangkapnya. Dalam hal ini, Yudas Iskariot yang merupakan pengkhianat, segera mengintai apa yang terjadi pada Jesus. Dia ingin
melihat bagaimana cerita penangkapan Jesus ini. Tapi Tuhan rupanya berkehendak lain. Tuhan sengaja membuat mirip wajah Yudas Iskariot menjadi seperti wajah Jesus. Sehingga Hulu balang raja menangkap Yudas Iskariot sebagai Jesus. Yudas meronta dan mengelak, tapi tak ada seorangpun yang menghiraukannya, sebab Tuhan telah merubah cara pandang semua manusia pada saat itu terhadap Yudas. Pengadilanpun terjadi tanpa ada kepastian hukum, dan seseorang yang ditangkap ini divonis dengan 'Hukuman Salib'. Lalu dimana Jesus berada? Dia telah diangkat Tuhan ke Surga. Dia telah diselamatkan oleh Penguasa Alam Semesta karena tidak punya salah apa-apa. Jesus telah pergi meninggalkan ummatnya yang belum selesai dalam pembelajaran. Jesus belum menikah berarti dia belum mengajarkan tentang cara pernikahan yang sebenarnya. Jesus belum menuntun cara penulisan Al Kitab, sebab itu Injil terdiri dari berbagai versi. Perbedaan pendapat terjadi pada akhirnya sehingga terbitlah Injil Lucas, Injil Barnabas, Inkil Marcus, Injil Yohannes, Injis Matuis, Injil King James, yang tak tahu lagi mana yang paling benar di antara kesemuanya. Tapi bagaimanapun juga, memang manusia itu merasa rindu akan Tuhan yang sebanarnya. Hidup ini seakan hampa tanpa ada Tuhan,
sebab itu masyarakat pada saat itu terus mengimani ajaran yang dibawa Jesus. Ajarannya kian lama kian melenceng, hingga pada akhirnya banyak yang sudah tidak sesuai lagi dengan kitab sebelumnya seperti Zabur dan Taurat. Seperti halnya berkhitan. Seorang Kristen tidak lagi berkhitan. Kenapa? Sebab ia sudah tidak mengimani Perjanjian Lama
seperti Taurat lagi. Pada saat itu ada pula cerita yang mengatakan bahwa Jesus muncul pada hari ke 40 setelah hari kematiannya. Bagaimana mungkin ia datang padahal ia sudah mati. Dan bagaimana mungkin ada indra manusia yang bisa memastikan bahwa yang datang itu adalah Jesus. Manusia tidak diberikan Tuhan indra yang bisa membedakan makhluk halus seperti Jin, Setan, Malaikat, Roh, dan yang lainnya. Bagaimana mungkin ada yang bisa memastikan yang hadir itu adalah Jesus. Tapi petinggi agama telah memastikannya. Sehingga Jesus seolah benar mati dan benar Jesus telah disalib di bukit Golgotha, padahal ia tak pernah disalib. Jesus telah diselamatkan oleh Tuhan pada saat panangkapannya. Tuhan menggantikannya dengan seorang pengkhianat bernama Yudas.
Yudas pada saat itu meronta dan meminta pada Tuhan agar jangan meninggalkannya. Dia berucap, "Eli eli lama sabakhtani". Tapi para petinggi Kristen telah memastikan bahwa Jesus mati karena ingin menebus dosa manusia. Inipun sesuatu yang tidak masuk akal menurut Islam. Semua manusia bisa berdosa, dan semua manusia punya hak untuk
meminta maaf pada Tuhan. Dan Tuhan maha pemaaf. Tapi kenapa Kristen mengatakan Jesus mati karena ingin menebus dosa manusia. Jika ia mengatakan demikian di dalam kitab, berarti itu sudah merupakan ayat yang diterima setelah kematiannya. Padahal Tuhan hanya mengirim pirman pada nabi, bukan pada manusia biasa. Ahli-ahli kitab bermunculan di mana-mana. Semua saling mengatakan pendapatnya sehingga bermunculanlah agama-agama Kristen yang berbagai macam, seperti Katholik, Protestan, Adven dan yang lainnya. Sehingga Tuhan pencipta alam mengutus seorang nabi Terakhir bernama Muhammad yang mengatakan yang sebenar-benar ajaran. Di dalam kitab agama Islam, semua yang benar tentang Jesus telah diterangkan. Tapi tidak menerangkan bahwa Jesus sebagai Tuhan, tapi hanya seorang nabi. Tidak ada yang meragukan di dalamya, dan tidak ada yang tidak logika dalam pembahasannya. Demikianlah kira-kira sekilas tentang penilaian seorang Islam terhadap Kristen. Bagi yang ingin mempelajari agama Islam, silakan saja. Sangat bagus untuk study perbandingan dan menambah ilmu pengetahuan. Sayapun mempelajari agama Kristen dahulu karena ingin tahu tentang perbandingan ini. Dulu saya sering berdagang ke sekitar Siborong-borong yaitu simpang ke Dolok Sanggul, Porsea, Balige yang di dekat pasarnya terpampang meluas indahnya Danau Toba yang di tengahnya ada pulau Samosir, Sipirok yang punya Tor Sibohi, Tarutung yang ada di Tapanuli Utara atau Taput, di saat inilah tergugah hati saya untuk mempelajarinya sebagai perbandingan agama. Terima kasih. Semoga kasih Tuhan selalu bersamamu. Semoga anda mendapat kelurusan pemahaman. Jangan berada lagi di dalam satu ajaran yang cukup membingungkan menurut agama Islam.